puisi buat bu hariyati
Ah … terperanjat tatkala getaran ku rasakan di paha sebelah kanan. Ya, memori di otakku mengingatkan bahwa hp sedang mendapat sms. Terlihat di sana sebuah sms berbunyi “Pak, minta tolong buatkan puisi untuk siswaku?”. “Kapan lombanya?” balasan yang ku kirim. “Bukan untuk lomba, tapi untuk peringatan hari ibu”, “Oke bu, Insyaallah 🙂
Setelah mampu menghantarkan siswa desa menuju propinsi dan meraih juara di sana (kisahnya di sini dan di sini). Membuat teman-teman seperjuangan semakin percaya bahwa saya bisa juga membuat puisi yang lumayan bagus (menghibur diri heeee ….). Meskipun tidak punya latar belakang pendidikan sastra apa lagi mengikuti sangar puisi, bersukur bisa belajar mandiri lewat internet dan banyak melihat kegiatan lomba puisi dan merekam dalam bentuk video sebagai bahan latihan. Pengalaman mendampingi siswa di tingkat propinsi juga menambah wawasan saya untuk menjadi pembina puisi gadungan.
Semangat belajar puisi anak-anak kelas 4 sampai kelas 5 menambah semangat dan kecintaan saya akan bidang ini. Hampir tiap ketemu pasti menanyakan, “Kapan latihan puisi?”. Pingin rasanya latihan tiap hari, karena waktu yang sempit (maklum saya ngajar kelas 6). Jarak sekolah dari rumah sekitar 25 km, jalanan berkelok-kelok menaiki bukit membuat jam latihan tidak begitu efektif. Latihan hanya bisa dilakukan hari sabtu sepulang jam sekolah, itupun saat saya tidak ada kegiatan di luar. (kisahnya ada di sini)
Mila Siswa Desa yang Berprestasi di bidang Seni dan Olimipiade Matematika
Kembali ke tema di atas, maksud posting kali ini. Saya ingin masukkan dan saran dari sahabat guraru tentang puisi pesanan dari beliau (Kepala Sekolah TK Dharma Wanita 02 Karanganom). Karena untuk puisi usia TK jelasnya ada penyesuian dengan kondisi kecerdasan kognitif mereka. Kami tunggu saran guraru 🙂
SEPENGGAL DO’A untuk BUNDA
sebuah nama bersemayam
ada di relung terdalam
tetap akan ku pendam
meskipun di sunyi malam
harumnya tutur kata itu
indahnya kasih-sayang ini
lembutnya sentuhanmu
bukti nyata cintamu
nama itu tetap kukenang
ibunda tercinta
ibunda tersayang
tiap desahan nafasmu
untaian do’a untukku
tiap langkah hidupmu
pengorbanan untukku
bunda …
kan ku kenang jasamu
kan ku abadikan dirimu
ibunda …
andai kau tlah tiada
do’aku menyertai
pertemuanmu dengan-Nya
oleh : M. SUBAKRI (19nov2013_jam istirahat ke-2_ sdku)
🙂 🙂
Posted on Januari 17, 2014, in puisi and tagged puisi buat bu hariyati, puisi ibu. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0