saat kepala sekolah mi pinggir hutan mulai menulis
Setelah pelatihan itu (pelatihan Motivasi Literasi) yang diadakan oleh Ustad Bakri ( Ayo Mendidik ) semangatpun menggelora, saya adalah salah satu peserta terdaftar yang urung hadir karena ada hal bersamaan yang juga penting (sekolahnya lagi ngecor _red #semogasegeraberdiri), terlepas dari itu semua, saya yang bukan putra raja juga tergugah untuk aktif menulis, bagi saya menjadi hal yang tidak sangat penting apakah tulisan saya dibaca atau diabaikan, pertama yang paling penting adalah menumbuhkan semangat menulis dalam diri, tulisan saya pastinya sangat jauh dari benar (banyak salah) baik susunan bahasanya atau hal lain yang belum saya ketatui.
Menjadi hal lucu dan aneh bukan?
(jika salah satu dari kita mengatakan saya tidak bakat menulis, saya tidak bisa menulis), bukankah kita pernah duduk disekolah dasar (SD/MI) coba dingat kembali saat kelas 1 guru kita mengajari bagaimana menuliskan huruf – huruf abjab itu, dari angka ke angka hingga ahirnya kita bisa menulis, kemudian kita lulus dan sekolah lagi, lulus lagi dan sekolah lagi, mari kita hitung berapa lama sebenarnya kita sudah menulis dan menghasilkan karya, 9 tahun, 12 tahun atau bahkan 16 tahun, jika semua hasil tulisan kita kumpulkan maka akan menjadi perpustakaan yang besar dengan segudang cerita didalamnya.
Kita ini Guru yang sudah pengalam menjadi penulis sejak usia 6 – 7 tahun saat kita di bangku sekolah dasar itu, saya sering mendengar saat kita mati kita hanya akan tinggal nama, maka alangkah lebih eloknya jika nanti ketika kita mati kita meninggalkan nama dan juga tulisan tulisan kita yang menginpirasi
ayo menulis, ayo menulis, ayo menulis
adalah imron jalil calon pegawai bank yang memilih menjadi guru dan ks mi di pinggir hutan
Posted on April 26, 2015, in guru inspiratif and tagged guru inspiratif, ks inspiratif. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
Tinggalkan komentar
Comments 0